}

Daftar Menu

Rabu, 13 Agustus 2014

Keimanan dan Keyakinan dalam tasawuf


Keimanan adalah keyakinan dan pemahaman yang benar mengenai aturan Tuhan yang ada dalam pikiran perasaan dan diungkapkan dalam kata dan perilaku tindakan. Tingkat keyakinan seseorang berbeda beda berdasarkan pengalaman hidup, tingkat dan cara berpikirnya.
Tiga keyakinan sebagaimana yang diyakinini para tasawuf, dimana analoginya bisa di bandingkan dengan pengetahuan tentang nyala api. Pertama ilmuyaqin, ialah keyakinan akan kebenaran yang berasal dari mendengar cerita api dengan segala sifat dan wataknya yang panas dan membakar(pengetahuan). Kedua ialah ainulyaqin keyakinan yang timbul setelah datang dan melihat dari dekat nyala api. Yang ketiga adalah haqqulyaqin ialah keyakinan yang timbul setelah menyentuh api dan terbakar olehnya. Jadi keyakinan dan pengalaman yang didapat adalah benar-benar langsung nyata dan tahu bukan dari cerita dan memandang saja. Dan keyakinan yang ketiga ini bisa diperoleh jika seseorang terjun dalam spiritualitas kebatinan atau mistisme bukan hanya pemahaman ilmu pengetahuan dan pemahaman olah pikir ( membaca dan berpikir).
 Beberapa istilah yang perlu dipahami menuju pemahaman keyakinan tersebut ialah
Syareat, secara harfiah berarti jalan menuju sumber air, merupakan norma Tuhan melalui kitabnya agar manusia tetap berada pada jalur yang benar dan selamat pada berbagai kondisi yang berbeda dan waktu yang selalu berubah. Dalam perjalanan spiritual  ia mengantar mengarahkan, melindungi/ membentengi, memperluas dan memperkuat . perincian lebih detail ada pada hukum fiqih yang membuat orang awam memahami dengan lebih mudah  dan rinci baik yang bersifat hubungan pribadi dengan Tuhan maupun sesama manusia
Tarekat, buah pemahaman syareat. perenungan dan pengalaman batin yang membawa pemahaman yang lebih dalam terhadap ajaran syareat. tasawuf merupakan adab, etika, moralitas yang harus dibawa dan dijaga agar hati tetap murni. Jalan yang mengantar pada keyakinan dan pengetahuan yang lebih halus
Makrifat, buah dari tarekat.  penyaksian dan keyakinan yang diperoleh karena usaha yang terus menerus memurnikan hati .
Hakekat. Kesejatian. Keyakinan dan penemuan yang haq, yang pada akhirnya mengantar  pada kebenaran dan tegaknya syareat

Setiap aturan dan hukum dari Tuhan (syariah) maupun manusia bertujuan menciptakan keteraturan, keamanan da kebaikan. Semua berjalan dengan baik bila terdapat akhlak yang baik, sutu etika, moralitas dan spiritualitas yang benar. Sehingga jalan mistisme (tasawuf) yang mengajarkn kesadaran batin yang benar menuju Tuhan akan menegakkan spirit dalam kehidupan beragama, masyarakat dan negara
Tahapan awal bagi seorang hamba yang ingin mendekatkan diri pada Tuhannya ialah berupa irodah, kehendak diri yang disebabkan oleh keyakinan yang benar dan logis. Mirip suatu panggilan jiwa, kecenderungan hati dalam suatu ikatan iman yang kukuh untuk berpegang pada tali Allah, hati bergerak menuju Allah karena merasa hakekat diri berasal dari pancaran percikan ilahi
Tanpa bekal kecenderungan hati yang tepat untuk memulai, biasanya jiwa tidak akan sampai pada titik penentuan memasuki suatu tarekat. Karena tidak mustahil seseorang tertarik pada  jalan mistisme karena alasan yang keliru. Setelah menjalani beberapa latihan, disesatkan oleh pemikiran yang salah mengenai mistik. Hati jadi tercemar, diri batin diselimuti kegelapan, lebih mementingkan diri sendiri, mengeluarkan pernyataan aneh dan tak wajar, menjauhkan diri dari segala kebutuhan. Kesalahan ini terjadi karena mereka tidak sungguh-sungguh dan cermat mengarahkan diri pada perjalanan suci menuju Allah.
Harus disadari juga bahwa keinginan untuk mencapai sesuatu yang dianggap luhur juga menciptakan suatu keterikatan yang harus disingkirkan dalam batin. Kalau dulu yang dikejar adalah uang, kedudukan kemuliaan dan kesenangan jasmani, sekarang yang dikejar kesenangan, kemampuaan, kekeramatan dan kemuliaan rohani. Bila masih tidak mampu melepas ikatan hati pada keinginan sendiri maka tidak akan pernah bersua dengan kenyataan yang suci. Sehingga makrifah dan zuhd nya diisi  oleh bisikan setan dan ego mereka sendiri, menjadi para pencari yang bergerak menuju iblis. Karena perjuangan menuju kesucian memerlukan pengorbanan, tekad dan usaha kuat (jihad) menaklukkan hawa nafsu dan bisikan setan yang selalu menggoda dan membuat hati jadi bimbang dan ragu. Namun demikian Allah menjanjikan dalam sebuah hadist qudsi : “Jika dia (hambaku) mendekat kepadaku Sejengkal, maka Aku mendekat padanya sedepa. Jika ia nendekati Ku sedepa, Aku akan mendekati sehasta, jika ia memdekati-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari.

Tidak ada komentar: