Keimanan adalah keyakinan dan pemahaman yang benar mengenai aturan Tuhan
yang ada dalam pikiran perasaan dan diungkapkan dalam kata dan perilaku
tindakan. Tingkat keyakinan seseorang berbeda beda berdasarkan
pengalaman hidup, tingkat dan cara berpikirnya.
Tiga keyakinan sebagaimana yang diyakinini para tasawuf, dimana analoginya bisa di bandingkan dengan pengetahuan tentang nyala api. Pertama ilmuyaqin, ialah keyakinan akan kebenaran yang berasal dari mendengar cerita api dengan segala sifat dan wataknya yang panas dan membakar(pengetahuan). Kedua ialah ainulyaqin keyakinan yang timbul setelah datang dan melihat dari dekat nyala api. Yang ketiga adalah haqqulyaqin ialah keyakinan yang timbul setelah menyentuh api dan terbakar olehnya. Jadi keyakinan dan pengalaman yang didapat adalah benar-benar langsung nyata dan tahu bukan dari cerita dan memandang saja. Dan keyakinan yang ketiga ini bisa diperoleh jika seseorang terjun dalam spiritualitas kebatinan atau mistisme bukan hanya pemahaman ilmu pengetahuan dan pemahaman olah pikir ( membaca dan berpikir).
Tiga keyakinan sebagaimana yang diyakinini para tasawuf, dimana analoginya bisa di bandingkan dengan pengetahuan tentang nyala api. Pertama ilmuyaqin, ialah keyakinan akan kebenaran yang berasal dari mendengar cerita api dengan segala sifat dan wataknya yang panas dan membakar(pengetahuan). Kedua ialah ainulyaqin keyakinan yang timbul setelah datang dan melihat dari dekat nyala api. Yang ketiga adalah haqqulyaqin ialah keyakinan yang timbul setelah menyentuh api dan terbakar olehnya. Jadi keyakinan dan pengalaman yang didapat adalah benar-benar langsung nyata dan tahu bukan dari cerita dan memandang saja. Dan keyakinan yang ketiga ini bisa diperoleh jika seseorang terjun dalam spiritualitas kebatinan atau mistisme bukan hanya pemahaman ilmu pengetahuan dan pemahaman olah pikir ( membaca dan berpikir).
Beberapa istilah yang perlu dipahami menuju
pemahaman keyakinan tersebut ialah
Syareat, secara harfiah berarti jalan menuju sumber
air, merupakan norma Tuhan melalui kitabnya agar manusia tetap berada pada
jalur yang benar dan selamat pada berbagai kondisi yang berbeda dan waktu yang
selalu berubah. Dalam perjalanan spiritual
ia mengantar mengarahkan, melindungi/ membentengi, memperluas dan
memperkuat . perincian lebih detail ada pada hukum fiqih yang membuat orang
awam memahami dengan lebih mudah dan
rinci baik yang bersifat hubungan pribadi dengan Tuhan maupun sesama manusia
Tarekat, buah pemahaman syareat. perenungan dan
pengalaman batin yang membawa pemahaman yang lebih dalam terhadap ajaran syareat.
tasawuf merupakan adab, etika, moralitas yang harus dibawa dan dijaga agar hati
tetap murni. Jalan yang mengantar pada keyakinan dan pengetahuan yang lebih
halus
Makrifat, buah dari tarekat. penyaksian dan keyakinan yang diperoleh
karena usaha yang terus menerus memurnikan hati .
Hakekat. Kesejatian. Keyakinan dan penemuan yang haq,
yang pada akhirnya mengantar pada
kebenaran dan tegaknya syareat
Setiap aturan dan hukum dari
Tuhan (syariah) maupun manusia bertujuan menciptakan keteraturan, keamanan da
kebaikan. Semua berjalan dengan baik bila terdapat akhlak yang baik, sutu etika,
moralitas dan spiritualitas yang benar. Sehingga jalan mistisme (tasawuf) yang
mengajarkn kesadaran batin yang benar menuju Tuhan akan menegakkan spirit dalam
kehidupan beragama, masyarakat dan negara
Tahapan awal bagi seorang
hamba yang ingin mendekatkan diri pada Tuhannya ialah berupa irodah, kehendak diri yang disebabkan
oleh keyakinan yang benar dan logis. Mirip suatu panggilan jiwa, kecenderungan
hati dalam suatu ikatan iman yang kukuh untuk berpegang pada tali Allah, hati
bergerak menuju Allah karena merasa hakekat diri berasal dari pancaran percikan
ilahi
Tanpa bekal kecenderungan
hati yang tepat untuk memulai, biasanya jiwa tidak akan sampai pada titik
penentuan memasuki suatu tarekat. Karena tidak mustahil seseorang tertarik
pada jalan mistisme karena alasan yang
keliru. Setelah menjalani beberapa latihan, disesatkan oleh pemikiran yang
salah mengenai mistik. Hati jadi tercemar, diri batin diselimuti kegelapan,
lebih mementingkan diri sendiri, mengeluarkan pernyataan aneh dan tak wajar,
menjauhkan diri dari segala kebutuhan. Kesalahan ini terjadi karena mereka
tidak sungguh-sungguh dan cermat mengarahkan diri pada perjalanan suci menuju
Allah.
Harus disadari juga bahwa
keinginan untuk mencapai sesuatu yang dianggap luhur juga menciptakan suatu
keterikatan yang harus disingkirkan dalam batin. Kalau dulu yang dikejar adalah
uang, kedudukan kemuliaan dan kesenangan jasmani, sekarang yang dikejar
kesenangan, kemampuaan, kekeramatan dan kemuliaan rohani. Bila masih tidak
mampu melepas ikatan hati pada keinginan sendiri maka tidak akan pernah bersua
dengan kenyataan yang suci. Sehingga makrifah
dan zuhd nya diisi oleh bisikan setan dan ego mereka sendiri,
menjadi para pencari yang bergerak menuju iblis. Karena perjuangan menuju
kesucian memerlukan pengorbanan, tekad dan usaha kuat (jihad) menaklukkan hawa nafsu dan bisikan setan yang selalu
menggoda dan membuat hati jadi bimbang dan ragu. Namun demikian Allah
menjanjikan dalam sebuah hadist qudsi : “Jika dia (hambaku) mendekat kepadaku
Sejengkal, maka Aku mendekat padanya sedepa. Jika ia nendekati Ku sedepa, Aku
akan mendekati sehasta, jika ia memdekati-Ku dengan berjalan, Aku akan datang
kepadanya dengan berlari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar